Rabu, 12 Mei 2010

Sulit di Pahami

Aku sebenarnya tak ingin ngerumpi. tapi yang ku tulis ini mirip rumpian ibu-ibu di pos ronda samping rumahku.

jadi begini, suatu ketika aku mendengar kasak kusuk unit seberang di ruangku.
Sebut saja ibu W dan bapak X sedang membicarakan temanku Sis(pernah kuceritakan sebelumnya) dan Ter (teman kami yang sudah selesai kontraknya).

Bu W dan pak X, tadinya mendiskusikan tentang pemberhentian temanku Ter. Menurut mereka, Ter tidak dibutuhkan lagi karena selain masa kontrak habis juga sebab Ter kurang profesional. Dia juga dikatakan sering ijin, apalagi kalau hari sabtu. Aku tidak tahu kebenarannya karena aku baru di situ. belum mengenal semua orang di situ.

Mereka mempermasalahkan kebiasaan ijin Ter tiap sabtu itu.
kata Bu W, "la yo masih kontrak kok kurang ajar gitu. tiap sabtu gak masuk dan ternyata kerja di tempat lain"

Pak X: "sih kontrak kok mencak -mencak kurang ajar. piye lek wis tetep. di tulong kok gak maturnuwun"

Bu W: "la yo ngono iku piye? di kira sini ini tempat singgah apa?"

Pak X: "durung lek wis ngecemes karo Sis neng kantin ku iso jam-jaman sik kaet mudun. bocah kok kaya gak eruh aturan. mergawe kok sak enake dewe"

Bu W: "lo ternyata lek Sabtu iku lo ngajar. de'e kerjo neng sekolah plus iku. lak kurang ajar ta arek gitu itu"

Akhirnya Ter di sudahi kontraknya.Adapun kenapa Ter dan bukan Sis adalah karena Sis punya ijazah yang linear dengan pekerjaan di situ. aku berpikir kenapa dulu nerima Ter kalau tidak linear? 


semenjak mendengar percakapan itu, aku menjaga jarak dari Sis. Kuatir Sis kena damprat atau semacamnya. aku tak pernah mengajaknya nongkrong atau menjauh dari ruang kerjanya. alasannya pendek, aku tak tahu aturan 'aneh' di situ.

Tapi di waktu-waktu tertentu aku mengajaknya ikut sebuah acara atau seminar hanya untuk membuat dia kenal dunia lain selain kursi kerja di ruangannya. aku tahu banyak yang tidak suka. but cuex aja kalee.

aku mencoba menilai, sebenarnya kenapa menahan orang yang ingin maju. kenapa tidak memberi peluang untuk bergerak sedikit leluasa di jam istirahatnya atau diwaktu-waktu menganggur.
kenapa ditanamkan pemikiran bahwa kerjaan di situ tak ada matinya, gak ada habisnya, gak ada jedanya.

GOMBAL.

beberapa orang meluangkan beberapa jam di kantin.
beberapa orang menyediakan beberapa jam untuk ngegame
beberapa orang menghabiskan beberapa jam ngerumpi, melayani sales baju dan semacemnya
beberapa orang mengambil kesempatan beberapa jam untuk belanja kebutuhan kantin dan kantor padahal bisa dilakukan dengan cukup menelpon sebuah agen
Apa bedanya dengan Sis dan Ter yang mencari angin segar di kantin????????????????????????

beberapa minggu yang lalu, aku mengajak Sis seminar dan mendapat pertanyaan berbelit (yang ujungnya pasti 'jangan pergi'). tapi Sis yang lagi suntuk nekad pergi. perasanku tak  enak.

beberapa jam yang lalu aku salah telah mengajak Sis apalagi bosnya Sis gak masuk. . harusnya, pergi aja sendiri seperti biasanya wong urusan pribadi.
kebetulan Bu W di situ langsung cut "lo mau diajak kemana. gak ada orang di sini."

nah dari sini, aku semakin tak enak. aku yakin hal remeh temeh kayak gitu bakal di replay berkali-kali dan diingat disudut otak terpojok, disimpan dalam sanubari terdalam (ceile...)

dan ini pasti akan jadi headline berhari-hari. bahkan akan tetap jadi bahan diskusi berbulan-bulan mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan, cerdas dan jelas.
terima kasih