Selasa, 26 Oktober 2010

Ternyata Musik Itu ?

Sewaktu mengandung dan si Dede lahir aku selalu menyempatkan diri membaca dan "membaca" perkembangan anak mulai dari kandungan hingga balita.
Semua bacaan itu intinya mengajarkan bagaimana menghargai anak dan memberikan ketenangan dalam setiap detik kehidupannya.
Baik berupa kontak fisik maupun kontak batin melalui nyanyian, musik dan lantunan lain yang berirama indah yang diperdengarkan orang tua kepada anaknya.Hingga saat ini dede menginjak 17 bulan aku masih sering dan akan selalu membaca.

Menurut buku dan "bacaan" lain, irama yang indah berdampak bagus terhadap perkembangan otak janin dan kepercayaan dirinya. Irama indah yang disebut secara khusus oleh buku adalah musik klasik, tetapi tidak demikian jika aku menerapkannya. aku tidak melulu memilih musik klasik untuk diperdengarkan tetapi aku mengenalkan semua jenis bunyi irama indah dari apapun dan apapun jenisnya. Murottal, lagu religi, lagu anak-anak, dan laguku(?) yang kugubah sekenanya sesuai moment yang kami alami.

HAsilnya, dede lebih peka terhadap bunyi dan suara tetapi tetap tenang dan tidak kagetan jika mendengar suara asing yang mungkin aneh di telinganya. (untuk membuktikan ini aku sudah melakukan riset sederhana terhadap beberapa anak teman dan tetangga yang tidak dibiasakan dengan bunyian indah seperti dede) Respon bayi lain lebih lambat. dan ternyata, berkaitan atau tidak, celotehan dede keluar lebih awal daripada teman-teman seumurnya dan atau yang sudah diatasnya beberapa bulan.

Kata orang itu memang sudah bakatnya aja. Tetapi aku lebih percaya bahwa dede mau berusaha dan bekerjasama dengan pengajarnya yaitu aku dan papa.
Kami berusaha untuk memberikan ketenangan dan penghargaan atas pencapaian yang diraihnya walau itu sepele dan kecil. Kami selalu berusaha memperdengarkan alunan indah melalui media apapun yang kami bisa sediakan.

Hasil ini ternyata sama atau hampir sama dengan bayi - bayi lain yang mendapat perlakuan sama dengan dede. mereka lebih peka, lebih cepat menangkap dan memahami.

Apalagi setelah dede masuk lagi ke TPA alias Taman Penitipan Anak yang ramah anak.
Pergaulannya dengan teman sebaya bahkan yang lebih tua membuat dia benar-benar  berpengalaman.
banyak bereksperimen dan belajar langsung dari pengalaman dan pengamalan . bahasa kerennya Experiential Learning. 


Nah masihkah anda ragu untuk menghebatkan anak anda bersama pasangan anda?