Kamis, 23 Desember 2010

Seikat Bunga Warna Warni dan Silverqueen ChunkyBar

Aku sedang termenung di depan komputer kantor ketika jam istirahat kemaren.
Kebetulan listrik padam. Sebetulnya bukan termenung juga sih, hanya merasa sedikit jengkel karena padamnya listrik dan genset tidak langsung menyala hingga 15 menit kemudian. beruntung ada lampu Solar Cell  yang masih memberi terang walau redup. Kantor serasa cafe remang-remang yang biasa ditongkrongi muda-mudi.

22 Desember, hari yang diagungkan untuk memberi penghormatan dan penghargaan lebih kepada para Ibu. Tapi aku sendiri belum pernah memberi apapun pada ibuku di hari itu kecuali satu kali. Aku menelponnya dan mengucapkan terima kasih atas segala yang dikhususkannya padaku, pengorbananya untukku dan segala yang telah ia curahkan. Hanya itu.

Seperti juga tahun ini, aku tidak melakukan apa-apa kecuali hanya berdoa dan beristighfar pada tuhan karena belum bisa membuatnya tertawa dan tersenyum lebih indah.
tetapi aku tetap bersyukur karena tuhan tidak menghukumku atas itu. Dia justru menganugerahkan aku lelaki-lelaki hebat, romantis dan penuh cinta di kehidupanku.

Jam 1 siang itu, jam istirahat kantor, ketika aku terpekur di depan komputer dalam ruanganku yang remang-remang sesosok wajah mungil berjaket merah dengan seikat bunga di tangan serta sebatang coklat menghampiri lalu memelukku. Walau tanpa kata-kata tapi pelukan eratnya sangat mengharukan. menembus hingga ke dasar hati. Lalu, pancaran cinta tersaji dari sepasang mata yang kugakumi menembus rongga batin meluapkan samudera kebahagiaan.
Ya Allah terimakasih atas semua kebahagiaan ini. Kasih Sayang tulus memang susah untuk dilukiskan, namun mudah untuk dirasakan. 

Terima kasih untuk lelaki-lelaki hebatku; Papa (My beloved man) and Mikael (the little Angel).