Senin, 18 Maret 2013

Mengusik Ta'aruf

Menikah adalah Perintah Allah SWT. Rasulullah Muhammad juga menekankan keharusan menikah ini.

Menikah tentunya dilakukan oleh laki dan perempuan. Tentunya, sebelumnya mereka sudah berkenalan duluan, bersepakat dan membuat komitmen.

Proses orang satu dengan lainnya untuk sampai ke jenjang pernikahan tentunya berbeda - beda. tergantung pada latar belakang kehidupannya, pemahaman keagamaannnya dan prinsip hidup pribadi.

Ada orang yang melalui proses berpacaran, dijodohkan dengan atau tanpa berpacaran, dan terakhir adalah ta'aruf.

Pacaran sudah jamak di masyarakat diartikan sebagai hubungan 2 individu berlawanan jenis untuk mengikat satu sama lain dengan dasar cinta. Dalam kasus pacaran, ada yang singkat ada lama masanya. Ada yang tingkat keseriusannya rendah ada yang tinggi. Ada juga yang just for fun aja.
Dalam prakteknya, orang yang terikat hubungan pacaran ini melakukan kebiasaan-kebiasaan suami isteri semisal jalan berduaan, bermesraan, berpelukan bahkan hubungan seks juga untuk sebagian pelakunya. Nah, inilah yang patut disayangkan dari sebuah proses pacaran. Berani menabrak norma adat bahkan agama. Semua agama melarang keburukan kan????!!!??!?!

Dijodohkan. Biasanya dilakukan oleh teman atau keluarga sendiri. Ketika itu dilakukan dan disetujui kedua pihak yang dijodohkan lalu menikah, maka bagus sekali proses ini. teman dan keluarga menjauhkan dari fitnah.Tapi jika setelah proses ternyata melakukan hal sebagaimana di jelaskan di paragraf sebelumnya, maka sangat tidak dianjurkan. bahkan harus dihindari. Intinya sambil menunggu hari pernikahan jangan "main-main" dulu.

Ta'aruf. Biasa diartika sebagai masa perkenalan sebelum menikah. Dilakukan oleh kelompok Islam tertentu atau orang dengan pemahaman tertentu.
Praktiknya adalah pertama, dengan seorang perantara kiai/pemimpin/apalah namanya perempuan dan laki-laki dikenalkan pribadinya melalui CVnya alias biodata yang telah dibuat. Ketika merasa cocok, maka dengan disaksikan oleh sang perantara dan teman, mereka dipertemukan secara langsung untuk eksplorasi lebih jauh untuk menentukan komitmen lebih jauh. Menurut yang saya dengar kalau sudah ketemuan itu harus 'jadi' karena iya tidaknya sudah ditentukan ketika membaca biodata. Yang dipilih biodatanya gitu loh...! Kedua, mirip dengan pertama. Bedanya di kedua ini, ketika sudah dipertemukan kalau merasa tidak cocok boleh mundur atau tidak lanjut ke tahap berikutnya.  
ketiga, mirip orang cari kerja. Mendatangi satu persatu "kantor" yang mau dilamar dan melakukan wawancara. Setelah beberapa saat atau hari akan keluar keputusan bahwa si pelamar tersebut tertolak atau diterima. Atau bahkan dia sendiri yang menolak alias mengundurkan diri.

Dari ketiga proses di atas; pacaran, perjodohan, ta'aruf, semua ada kekurangan dan kelebihannya. Tinggal bagaimana seorang individu itu sadar akan norma yang berlaku dan menerapkannya dalam kehidupannya. Kalau pacaran dan perjodohan itu dilakukan sebagaimana gambaran di atas maka jelaslah banyak kekurangannya.
Lalu bagaimana dengan praktik ta'aruf yang kata penganutnya adalah paling baik? Mari kita lihat dulu. Jenis pertama, kedua, ketiga si perempuan sama - sama jadi obyek sasaran yang lebih mirip barang dagangan. Dilihat, ditanya-tanya, diberi peawaran lalu ditimbang untuk lanjut atau tidak. Tidak jarang satu laki - laki bisa lebih dari 3 wanita dita'arufi dengan dalih mencari yang pas. Menurut saya, setelah melihat dan mendengar sendiri praktik beberapa teman, saya sangat menyayangkan proses ini.
Di situ perempuan seakan-akan rendah sekali. (Jauh lebih tinggi sih daripada dipacari). Emang si Laki-laki bisa menjamin kerahasiaan info yang sudah dia peroleh dari si perempuan yang ternyata belum tentu dia nikahi itu????? Saya melihat dan mendengar sendiri dua orang teman yang ngobrol tentang perempuan yang sudah mereka ta'arufi dan ternyata si perempuan itu mengecewakan mereka. Mengecewakan dalam arti tidak sesuai "selera", lalu mereka mulai menjadikannya sebagai bahan guyonan yang sangat melukai harga diri  (bagi saya pribadi).
Betapa bodohnya sebetulnya si lelaki itu, ta'aruf kok dengan yangbukan selera mereka. Minimal kan bermodalkan penglihatan mata. kalau matanya tertarik dan dapat info awal, baru kenalan sehingga kesannya tidak "menelanjangi" orang terus dicampakkan kalau tidak suka.
kemudian, para lekaki itu juga tidak berusaha membaikkan dirinya luar dalam ketika dia berusaha memilih dan memilah serta "menawar" perempuan untuk mendapat yang paling sempurna.

Jadi, mari kita lebih berhati-hati dalam bertindak dan bersikap demi menjaga kebaikan kita sendiri, orang lain dan agama.

Astaghfirullah .... 3x Allah yang maha Benar dan Mengetahui segala hal.