Rabu, 21 April 2010

Harusnya Si Boss Besar yang Maju

Sudah lama aku mendengar desas desus ini.
semua tentang teman setempat kerja tapi beda boss. Sebut saja Sis.
Aku hanya orang yang "nyempil" di satu ruang khusus di gedung temenku.
Si Jendral nitipin aku di ruangan ini dengan alasan sederhana: hibah rutin yang diterima harus di data di gedung ini. (gak ngeh ya?, gak usah dipikir. biarin aja. pokoknya gitu)
intinya aku "negara di dalam negara". titik.

Desas desus sejak hampir 1,5 tahun lalu itu ternyata masih saja menjadi kabar burung hingga saat vini.
kasihan temenku itu. di gantung (emang Melly Goeslow?) sama Boss Besarnya yang gak jelas tipe kepemimpinannya.


Jadi ceritanya adalah seputar berita pengangkatan Sis menjadi karyawan tetap.
Maklum, dia kan udah 4 tahun jadi Kontrak[tor] di situ.
Tahun kemaren waktu ngajukan perpanjang kontrak, di surat dia dikasih memo oleh Pimpinan Pusat bagian Personalia kalo pada musim pengangkatan itu akan diangkat. tapi ya gak sejelas itu juga karena bunyi memonya cuma gini;  

saudari Sis ini mohon diberi kesempatan untuk mengikuti tes pengangkatan dan untuk saat ini tetap diberi surat perpanjangan langsung.

1,5 Tahun berjalan tidak juga diangkat. dari sekretaris/wakil boss besar, orang kepercayaan Pimpinan Pusat sampai kepala urusan kroco2 ditugaskan untuk melobi tak jua diangkat.

Pada hari Sabtu yang lalu, Si Boss Besar bak pahlawan besar nyuruh Sis untuk menghadap Pimpinan Pusat Bagian Pengadaan Barang. loh??? Emang Si Sis Barang? ah si Boss ni bikin heboh aja. Sis gak pergi karena perintah dan tujuan gak jelas.

Hari Senin dengan surat pengantar dari Boss Kecil dia "dipaksa" pergi menghadap Pimpinan Pusat Bagian Pengadaan lagi. dengan hati geli dan kita cekikian di jalan, pergi juga. sampai sana orangnya gak ada. Kit amalah nyasar di ruang sebelah dengan alasan mo nitip. ah, petaka dua kali. walau gak ngakak, keliatan tuh bapak yang nrima kita sedang menikmati kelucuan "kebodohan" kita.
langsung aja, kita bela diri, "kita faham kalau salah pak. ya gimana lagi, si Boss besar maunya gitu"
bapaknya nyengir. Dalam hatiku," awas kau pak ngetawain lagi".

Sedikit yang bisa ku analisa dari kisah itu dan dari melihat fakta di lapangan:
  • Jangan lakukan perintah Boss besar. mending tunggu aja dia marah2 or negur gak karuan.setelah dia selesai "buang hajat" baru kita bilang terima kasih telah memarahi kesalahan anda sendiri. he he he
  • Ajak Boss Besar serta dalam misi ini. bagaimanapun dia kan bukan sutradara yang tampil dibelakang layar. jangan kayak "jailangkung". datang tak di undang pulang tak diantar. he, apa hubungannya? 
  • Biarpun Boss Besar udah bikin deal-deal rahasia dengan Pimpinan Pusat Bagian Pengadaan Barang, harusnya dia ikut gerilya di barisan paling depan. bukan hanya nelpon dan bikin janji.
  • Mungkin saja: harusnya Si Sis itu emang diangkat waktu musim pengangkatan kemaren, tapi karena yang ngurus Sis terlalu berharap surat datang dari pimpinan, so????
  • Menurutku: dari memo Pimpinan Pusat bagian Personalia itu harusnya manajemen Sis sudah faham bahwa pada saat musim Tes itu harusnya Surat kembali dibuat agar "pura-pura" di tes dan diangkat.Secara, Personalia kan gak punya Sekretaris Pribadi dan tidak punya salinan memo. Beliau juga tidak mungkin mengingat hal-hal kecil seperti itu yang sudah ada timnya sendiri.
  • Masih Menurut aku: Manajemen Sis kurang agresif dalam menjemput bola atau malah salah langkah. pertama terlalu dini memohon pada bagian Personalia. Kedua, Terlalu kadaluarsa memohon lagi mengingat Pengangkatan barusan selesai.
  • Prediksiku: dia akn disuruh ikut pengangkatan tahun depan lagi. di instansi ini belum ada pengangkatan yang diluar jadwal KECUALI Sis dibawa oleh orang yang kuat sekali jaringan KKNnya
terakhir, semangat ya Sis. semoga bisa tercapai misinya. happy ending.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan, cerdas dan jelas.
terima kasih