Senin, 24 Mei 2010

Belajar Ikhlas

 Hidup memang tidak selamanya indah
Hidup akan ada masa di mana kebahagiaan itu serasa punah
Tetapi tidak terkungkung dalam rasa kepunahan dan berani bangkit dengan membawa segala konsekuensi hidup adalah sebuah kebahagiaan hakiki.
Dan keikhlasan menjadi tonggak kebahagiaan hakiki.


Aku belum lama mengenalnya.
Baru sekitar 2 tahun dengan pertemuan yang sangat jarang sekali.
walau kami satu atap di tempat kerja, tidak bisa bertemu setiap hari karena beda unit dan beda ruang.

Dari kisah yang ku dengar, sungguh membuatku kagum akan jalan yang dipilihnya.
Bagiku dialah satu sosok laki-laki sejati.

Tadi malam aku berkunjung ke rumahnya. Menjenguk bayi mungilnya yang baru saja lahir dengan proses caesar . Bayi cantik ini adalah anak ke-empatnya. bagi isteri kedua adalah anak pertamanya.

isteri keduanya (sebut saja Y) adalah adik dari mantan isterinya (sebut saja X).
Dua (2) anak pertama adalah hasil perkawinan X dengan mantan suaminya yang dicerai X karena mantan suaminya Sakit Jiwa. Sedang anak ketiganya adalah buah cintanya dengan X.

Kebahagiaan cintanya dengan X di uji ketika kelahiran anak ketiganya itu. X menghembuskan nafas terakhir sesaat setelah persalinan. aku tidak tahu pasti apa penyebabnya. menurut orang yang lebih dulu mengenalnya, X mengalami infeksi pasca persalinan dan yang lain mengatakan memang dia punya penyakit tertentu yang sudah parah. Jadilah dia seorang Single parent dan single fighter untuk ketiga anaknya.

Entah bagaimana ceritanya Dia menikah dengan Y. Aku hanya mengira-ngira mungkin supaya garis keturunannya tidak keluar maka lebih baik turun ranjang saja.

Dengan Y, sebelum kelahiran anak keempatnya, mereka pernah dicoba dengan kehilangan janinnya. yang aku tahu sekali tapi ada yang mengatakan dua kali. Pertama, baru beberapa minggu lalu harus dikuret. kedua, sudah menginjak tujuh bulan mengalami perdarahan dan bayinya meninggal dalam kandungan lalu dikuret juga.

Akhirnya hamil lagi dan lahir dengan selamat walau harus melalui sebuah operasi caesar. Pada awal kehamilannya, sang jabang bayi agak rewel hingga sang ibu harus rawat inap di rumah Sakit.
*************

Teman kekagumanku padamu adalah bukan semata-mata hanya karena cerita di atas.
namun, lebih dari itu.
Kelegowoanmu untuk tetap mengasuh kedua anak X dari mantan suaminya, ditambah anakmu sendiri dengan X lalu sekarang anakmu dengan Y sungguh tak bisa kubayangkan jika aku dalam posisimu.
Aku bangga padamu karena tak sedikitpun kamu mengeluh dan menyesali.
justru aku melihat kamu semakin bersemangat dalam hidup.

Setiap kali kita bertemu, kamu dengan bangga menceritakan anakmu satu persatu.
Wajahmu tak pernah menampakkan penyesalan dan sakit hati.
senyum dan tawa yang terpancar dari wajahmu sungguh tulus.
tidak dibuat-buat.

teman aku merasa malu padamu.
kau yang begitu lebih berlimpah cobaan daripada aku tetapi lebih tegar dan lebih semanagt menapaki hidup.
sedang aku????????
aku hanyalah manusia yang penuh dengan keluh kesah.
aku harus belajar padamu teman.

semoga hidupmu semakin bahagia.
semoga aku bisa lebih ikhlas daripadamu.

ya illahi rabbi semoga pertolonganmu atas kami semua.
jadikanlah kami hambamu yang beriman dan iklhas dalam beramal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan, cerdas dan jelas.
terima kasih