Rabu, 05 Januari 2011

Terharu, Sungguh!

Seringnya tiap pagi digangguin  Dede dengan rengekan dan curiousnya membuatku merasa aneh jika dia tidak demikian.Apalagi jika anomali itu terjadi ketika di sekolahnya. Biasanya dia akan bergelayut manja, mengajak main-main atau yang terparah menangis. Sungguh suasana yang membuatku sedih sekaligus jengkel. Sedih karena tidak tega meninggalkannya di sekolah. Jengkel karena akhirnya aku kembali terlambat tiba ditempat kerja.

Pagi tadi, perpisahan terjadi dalam suasana tenang dan nyaman tanpa ada aroma dramatis sama sekali. Begitu datang langsung menyapa teman-temannya, bermain dan lupa untuk melepas segala atribut perjalanannya (baca: jaket, kaos kaki dan topi). Begitu aku selelsai membereskan bekal dan semua barangnya ke loker dia sudah asyik bermain bersama teman dan gurunya. Bahagianya melihat kebahagiaan yang terpancar di wajahnya.

Saat Haru itu Datang.
Aku lalu keluar untuk menyapanya. Kusiapkan hati seperti biasanya, kalau-kalau dia menangis aku harus mengabaikannya dan menyerahkannya pada guru.
Tapi pagi tadi sungguh lain. Aku terharu. kalimatku terhenti ditenggorokan.
Dia datang menghampiriku duluan sambil terus tersenyum dan mengulurkan tangan mungilnya menyalamiku dan memberiku ciuman hangat. Oh Anakku, my sweetheart.
Speechless!!!!!



No! No! No! No! Jangan berpikir bahwa adegan itu tidak pernah terjadi. Sering. Sungguh. Tapi pagi ini entah kenapa serasa menyesak sekali di dada. Terharu.
Ya Allah terimakasih telah Kau anugerahkan Insan-insan terbaik di sekelilingku.
Terimakasih telah Kau titipkan lelaki-lelaki penyejuk jiwa di hidupku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan, cerdas dan jelas.
terima kasih