Sabtu, 14 Agustus 2010

Alhamdulillah

 Semalaman deg-degan membayangkan susahnya memberi obat untuk Si Dede besuk pagi (hari ini) dan membayangkan betapa akan tersiksanya dia ketika obat tetes itu mulai jatuh memasuki rongga telinganya.

Sebelum berangkat, aku sama papa sudah menyiapkan beberapa jurus alternatif dan beberapa site plan seandainya si Dede berontak. maklum, pengalaman memberi obat berupa racikan puyer ke Dede adalah pekerjaan yang luar biasa tidak biasa karena puyer kebanyakan pahit.

tadi pas pertama dibuka, eh ternyata racikannya wangi dan warnanya cukup menarik, merah muda. Si Dede langsung menyerbu, padahal belum siap. finally, "ritual" kali berjalan amat sangat mengesankan dan super cepat. dia pegang sendok sendiri dan ... hupp, telan habis. Alhamdulillah.

Adegan "ritual" kedua yang terasa serem banget di otakku semalam. si Dede harus ditetesi telinganya sambil sedikit di pijat-pijat. Papa sampai berdoa berkali-kali dan bolak balik gak jadi takut Dede kesakita. tapi apa yang selanjutnya terjadi cukup membahagiakan kami berdua. si Dede justru menikmati pijatan papa di telinganya. terimakasih Robbi Robbul Izzati.

Aku hanya berharap semoga ini adalah pengobatan terakhirnya dan dia sembuh. sehat segar bugar kembali tanpa efek samping dan tanpa resiko menyertai. Secara, dawuhipun dr. Dian (spesialis THT, aku kemaren periksanya di Permata Bunda) bahwa si Dede sudah mengalami radang tidak hanya di tenggorokan melainkan sudah di telinga tengah juga. Astaghfirullah. jadi apa yang aku khawatirkan selama ini benar terjadi. ketika keadaan dede belum ada perubahan malah justru bertambah varian sakitnya aku coba-coba cari bacaan - bacaan dan apa yang didawuhkan dokter itu sesuai dengan bacaan itu. Ya Allah mohon ampunan atas segala dosa dan khilaf sehingga anakku kau uji. berilah dia kesembuhan yang hanya bisa datang atas pertolonganMu. Kasihilah Dia dan jadikan hambaMu yang bertaqwa. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan, cerdas dan jelas.
terima kasih