Kamis, 24 Juni 2010

Rumah Atau Tanah

Laiknya keluarga muda bahagia lainya, kami juga menginginkan mempunyai rumah pribadi segera.
Kami sering berdiskusi tentang rumah impian masing-masing.

Selera Papa, asal bisa menampung dua keluarga besar kalau berkunjung itu sudah cukup. Desain tidak penting asal rapi, ventilasi cukup, sinar matahari sore dan pagi bisa masuk, tidak jauh-jauh dari "peradaban" dan akses mobil mudah.

Cukup masuk akal. Sekilas banyak hal yang saya setujui. Namun, tidak begitu sederhananya. menurut saya, apa yang disyaratkan papa itu memanglah bagian yang harus dan wajib diwujudkan kecuali desain yang tidak penting.

Dalam angan saya, sesederhana apapun bentuk rumah anda, sebaiknya harus mempunyai desain sesuai tema yang ingin anda bangun dan tampilkan kepada khalayak sebagai perwujudan kepribadian anda. Eits, perlu digarisbawahi bukan sebagai ajang pamer namun lebih pada kebebasan berekspresi.

Dalam setiap diskusi kami, saya selalu mengatakan A-Z desain rumah kami, mulai pagar depan, hingga centi terakhir tanah belakang kami. Tapi apa tanggapan Papa, tersenyum dan hanya berkata "Papa kira cukup bagus. terserah Ibund saja".

Setelah sekian lama mencari-cari lokasi yang tepat, finally kami sadar masalh utamanya bukan urusan cari-mencari, desain mendesain atau persoalan tanah apa rumah, Masalahnya adalah Budget.

Papa masih CPNS dan aku baru menjadi karyawan kontrak, tidak mungkin mendapat dukungan dari pihak bank.
Gaji Papa dan Saya setelah dipotong uang Rumah Tangga, kontrakan rumah, Susu Dede, PAmpers Dede 24 jam 7 hari seminggu selama 4 minggu 12 bulan tidaklah cukup untuk bayar cicilan bank apalagi kami ikut Tabungan Rencana Sekolah Anak di sebuah bank.

Sekarang kami harus mencari "ladang" lainnya untuk meyakinkan bank bahwa kami pantas di dukung.

Adakah yang mau membantu????????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan sopan, cerdas dan jelas.
terima kasih